Makan Sehat Konsumsi Kedelai Meningkat Jika kebijakan pertanian tepat, Indonesia tidak akan kekurangan kedelai seperti saat ini. Bahkan, swasembada kedelai di tahun 2010 memungkinkan.
Apalagi, para peneliti di Indonesia sebenarnya sudah sejak lama mengembangkan bibit kedelai unggul yang tidak kalah dengan kedelai impor. Kualitas kedelai lokal bisa lebih baik dibandingkan dengan kedelai impor dengan metode pengelolaan benih yang lebih baik. Biaya tanam juga bisa ditekan dengan pola tanam organik yang tidak tergantung kepada pupuk kimia.
Misalnya, pengembangkan benih kedelai plus yang telah dikembangkan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sejak tahun 1990-an. Kedelai plus ini sendiri adalah kedelai lokal yang dibekali dengan mikroba yang berpotensi melakukan proses penambatan nitrogen secara hayati (bakteri Rhizobium yang terdapat dalam tanah).
Hasil pengujian benih kedelai plus di tingkat lapangan menunjukkan bahwa bakteri Rhizobium berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman kedelai dan produksi biji. Penelitian ini sudah ada sejak tahun 90-an, tetapi sosialisasi kepada masyarakat masih kurang.
“Dana penelitian ini memang berasal dari pemerintah akan tetapi pengaplikasiannya dan pengorperasiaannya ke masyarakat itu tidak ada. Sehingga banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang kedelai plus ini. Biasanya para petani yang sudah tau, membeli bibit kedelai plus yang sudah diinsersi, agar mudah untuk dipergunakan,” ujar Prof. Dr. Bambang Prasetya, Direktur Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI, kemarin.
Permasalahan produksi kedelai nasional seperti hama dan penyakit kedelai yang cukup besar, biji kedelai lokal yang kecil-kecil, harga benih kedelai yang ditetapkan oleh pemerintah sangat rendah, harga kedelai impor yang transgenik selalu lebih rendah dibandingkan harga kedelai lokal yang lebih segar, dan tidak adanya lembaga kedelai nasinal merupakan permasalahan bersama yang harus disikapi secara baik oleh semua kalangan masyarakat.
Upaya membangun produksi kedelai nasional yang mandiri dan efektif, menurut Deputi Ilmu Pengetahuan LIPI, Prof. Dr. Endang Sukara, dimulai dengan meningkatkan produktivitas kedelai nasional, mengatasi penurunan kesuburan lahan dan lahan pertanian yang telah rusak, karena petani Indonesia banyak menggunakkan pupuk kimia dan pestisida sehingga mengurangi unsur hara dalam tanah, membangun Seed Center dan eksplorasi benih kedelai unggul nasional, serta menambah perluasan lahan tanam kedelai di lahan yang baru.
“Dengan strategi-strategi yang ada tadi, mudah-mudahan dapat mewujudkan kemandirian kedelai nasional yang dapat menjadi suatu strategi yang cukup baik dalam mencapai swasembada kedelai tahun 2010 nanti.” ungkap Prof. Dr. Endang Sukara Makan Sehat Konsumsi Kedelai Meningkat.
Apalagi, para peneliti di Indonesia sebenarnya sudah sejak lama mengembangkan bibit kedelai unggul yang tidak kalah dengan kedelai impor. Kualitas kedelai lokal bisa lebih baik dibandingkan dengan kedelai impor dengan metode pengelolaan benih yang lebih baik. Biaya tanam juga bisa ditekan dengan pola tanam organik yang tidak tergantung kepada pupuk kimia.
Misalnya, pengembangkan benih kedelai plus yang telah dikembangkan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sejak tahun 1990-an. Kedelai plus ini sendiri adalah kedelai lokal yang dibekali dengan mikroba yang berpotensi melakukan proses penambatan nitrogen secara hayati (bakteri Rhizobium yang terdapat dalam tanah).
Hasil pengujian benih kedelai plus di tingkat lapangan menunjukkan bahwa bakteri Rhizobium berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman kedelai dan produksi biji. Penelitian ini sudah ada sejak tahun 90-an, tetapi sosialisasi kepada masyarakat masih kurang.
“Dana penelitian ini memang berasal dari pemerintah akan tetapi pengaplikasiannya dan pengorperasiaannya ke masyarakat itu tidak ada. Sehingga banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang kedelai plus ini. Biasanya para petani yang sudah tau, membeli bibit kedelai plus yang sudah diinsersi, agar mudah untuk dipergunakan,” ujar Prof. Dr. Bambang Prasetya, Direktur Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI, kemarin.
Permasalahan produksi kedelai nasional seperti hama dan penyakit kedelai yang cukup besar, biji kedelai lokal yang kecil-kecil, harga benih kedelai yang ditetapkan oleh pemerintah sangat rendah, harga kedelai impor yang transgenik selalu lebih rendah dibandingkan harga kedelai lokal yang lebih segar, dan tidak adanya lembaga kedelai nasinal merupakan permasalahan bersama yang harus disikapi secara baik oleh semua kalangan masyarakat.
Upaya membangun produksi kedelai nasional yang mandiri dan efektif, menurut Deputi Ilmu Pengetahuan LIPI, Prof. Dr. Endang Sukara, dimulai dengan meningkatkan produktivitas kedelai nasional, mengatasi penurunan kesuburan lahan dan lahan pertanian yang telah rusak, karena petani Indonesia banyak menggunakkan pupuk kimia dan pestisida sehingga mengurangi unsur hara dalam tanah, membangun Seed Center dan eksplorasi benih kedelai unggul nasional, serta menambah perluasan lahan tanam kedelai di lahan yang baru.
“Dengan strategi-strategi yang ada tadi, mudah-mudahan dapat mewujudkan kemandirian kedelai nasional yang dapat menjadi suatu strategi yang cukup baik dalam mencapai swasembada kedelai tahun 2010 nanti.” ungkap Prof. Dr. Endang Sukara Makan Sehat Konsumsi Kedelai Meningkat.
Anda sedang membaca artikel tentang
Makan Sehat Konsumsi Kedelai Meningkat
Dengan url
http://kacangajaibkedelai.blogspot.com/2012/06/makan-sehat-konsumsi-kedelai-meningkat.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Makan Sehat Konsumsi Kedelai Meningkat
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Makan Sehat Konsumsi Kedelai Meningkat
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar